Jumat, 27 Desember 2013

Pengertian Kejenuhan Dalam Belajar


Kejenuhan Dalam Belajar
Dalam teori kognitif, otak manusia mengolah apa yang kita alami dan pelajari. Semuanya akan tersimpan di dalam akal secara permanen. Namun, kenyataannya terkadang lain. Apa yang telah kita pelajari dengan tekun justru sukar diingat kembali dan mudah terlupakan sebaliknya tidak sedikit pengalaman dan pelajarn yang kita tekuni sepintas lalu mudah melekat dalam ingatan.
Dalam belajar disamping siswa sering mengalami kelupaan, ia terkadang mengalami peristiwa negatif lainnya yang disebut jenuh belajar. Peristiwa jenuh ini kalau dialami siswa yang sedang dalam proses belajar (kejenuhan belajar) dapat membuat siswa merasa telah menyiakan usahanya.
Secara harfiah, arti jenuh ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi memuat apa pun. Selain itu, jenuh juga dapat berarti jemu atau bosan. Dalam belajar, disamping siswa sering mengalami kelupaan, ia juga terkadang mengalami peristiwa negatif lainnya yang disebut jenuh belajar yang dalam bahasa psikologi lazim disebut learning plateau atau plateau (baca: pletou) saja. Peristiwa jenuh ini kalau dialami seorang siswa yang sedang dalam proses belajar (kejenuhan belajar) dapat membuat siswa tersebut merasa telah memubazirkan usahanya. Kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil (Reber, 1988). Seorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan. Tidak adanya kemajuan hasil belajar ini pada umumnya tidak berlangsung selamanya, tetapi dalam rentang waktu tertentu saja, misalnya seminggu. Namun tidak sedikit siswa yang mengalami rentang waktu yang membawa kejenuhan itu berkali-kali dalam satu periode belajar tertentu.
Seorang siswa yang sedang dalam keadaan jenuh sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam memproses item-item informasi atau pengalaman baru, sehingga kemajuan belajarnya seakan-akan “jalan di tempat”. Apabila kemajuan belajar yang jalan ditempat ini kita gambarkan dalam bentuk kurva, yang akan tampak adalah garis mendatar yang lazim disebut plateau. Kejenuhan belajar dapat melanda seorang siswa yang kehilangan motivasi dan konsolidasi salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum sampai pada tingkat keterampilan berikutnya.
Pengertian  Jenuh  belajar

              Kejenuhan adalah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi memuat apapun. Jenuh yakni jemu atau bosan. Kejenuhan dalam belajar adalah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil.  Siswa  yang yang mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang  diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan. Kejenuhan ini bisa berlangsung singkat, maupun sebaliknya. Siswa yang sedang mengalami kejenuhan, sistem akalnya tak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam memproses item-item informasi atau pengalaman baru, sehingga kemajuan  belajarnya seakan-akan “jalan ditempat” atau tidak ada perkembangan. 


Faktor penyebab kejenuhan

Faktor penyebab kejenuhan dalam belajar yakni ;
1.   Siswa kehilangan motivasi
2.  Kehilangan konsilidasi (kemampuan) salah satu tingkat ketrampilan tertentu sebelum siswa tertentu sampai pada tingkat berikutnya.
3.   Batas kemampuan jasmaniah (karena bosan dan letih). 
               Penyebab kejenuhan yang paling umum adalah karena keletihan siswa meliputi keletihan indra, keletihan fisik dan keletihan mental siswa yang meliputi kecemasan, tekanan (persingan), tuntutan yang terlalu tinggi, self-imposed (siswa mempercayai konsep kinerja akademik yang optimum, sedangkan dia sendiri menilai belajarnya sendiri hanya berdasarkan ketentuan yang  ia bikin  sendiri).

Faktor Penyebab Kejenuhan Belajar


Dalam penelitiannya, Maslach & Leiter (Yen-Jang, 2004) menunjukkan bahwa kejenuhan belajar terjadi  karena beberapa faktor seperti kurangnya penghargaan, kurangnya pengawasan, beban tugas akademis  yang berlebihan, konflik nilai, kurangnya keadilan, kurangnya persamaan dapat membuat seseorang mengalami kejenuhan.

Para ahli menyebutkan beragam faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kejenuhan belajar. Secara garis besar, faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kejenuhan belajar menurut Jacob et al (2003), Maslach & Leiter (1997), Hui-Jen Yang (2004), Yueh-Tzu  Kao (2009) Agustin  (2009) yaitu:  (1) karakteristik pribadi (personal characteristic), (2) dukungan sosial (social support), dan (3) Beban akademis yang berlebihan (courseload). Secara  lebih rinci, ketiga faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.


Faktor kepribadian dapat mempengaruhi terjadinya kejenuhan belajar (Karabiyik et al, 2009; Jacobs et al,  2003; Agustin, 2009; Salami, 2002).Kepribadian adalah kualitas total sikap, kebiasaan, karakter dan perilaku manusia. Karakteristik kepribadian yang rentan mengalami kejenuhan adalah individu yang idealis,  perfeksionis  dan  ekstrovert  (Karabiyik et al, 2009). Pendapat lain dikemukakan oleh Schaufeli &   Ezman (Salami, 2009) yang menjelaskan karakteristik kepribadian yang rentan mengalami kejenuhan adalah kepribadian neurotis. Sementara penelitian Salami (2002) menghasilkan beberapa fakta bahwa karakteritik kepribadian yang rentan mengalami kejenuhan yakni neurotis, ekstrovert, terlalu berhati-hati, agresif, dan mudah menyerah. Kemampuan yang rendah dalam mengendalikanemosi juga merupakan salah satu karakteristik kepribadian yang menimbulkan kejenuhan (Agustin, 2009 : 38). Individu yang tidak bisa menerima keadaan, penuh obsesi, dan perfeksionis mengalami tingkat kejenuhan belajar yang tinggi (Caputo, 1991; Farber, 1991; Cherniss, 1980). Fakta lain menunjukkan bahwa individu yang memiliki konsep diri  rendah  rentan mengalami  kejenuhan belajar  (Maslach & Leiter,  1993). Karakteristik individu yang tidak memiliki rasa percaya diri dan pasrah menerima apapun sehingga dengan banyaknya beban akademis (academic  workload) membuat stress yang bertahan sehingga mengalami kejenuhan belajar. Hasil  penelitian yang dilakukan oleh Evers et al  (2002)  menunjukkan bahwa seseorang  yang  memiliki keyakinan diri tinggi memiliki tingkat kemungkinan mengalamai kejenuhan yang rendah daripada seseorang yang memiliki keyakinan diri rendah. Faktor karakteristik diri ini sangat luas sekali wilayahnya dalam menentukan kejenuhan belajar. Individu yang kurang terampil dalam mengelola stress akan rentan mengalami kejenuhan belajar. Karakteristi individu atau  pribadi yang  menyebabkan kejenuhan belajar dapat  digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor demografik (seperti usia, jenis kelamin, budaya) dan  faktor  kepribadian.  Dari  hasil  penelitiannya,  Uludag & Yaratan (2010) menemukan  bahwa  siswa yang lebih  lama belajar lebih rentan  mengalami  kejenuhan daripada siswa yang masih pemula.

Fakta yang menarik ditemukan oleh Jacobs et al (2003)bahwasanya siswa lebih  rentan terhadap stress  belajar dibandingkan dengan para siswi.  Farber (Agustin,  2009:34)  menemukan  bahwa  pria  lebih  rentan  terhadap stress dan mengalami kejenuhan jika dibandingkan dengan wanita. Pendapat yang sama juga dikemukakan dalam  penelitian  Doyle & Hind  (Karabiyik et al, 2009) yang menemukan bahwa wanita lebih rentan mengalami stress yang tinggi akan tetapi tingkat kejenuhan rendah.Wanita lebih lentur jika  dibandingkan dengan pria, karena dipersiapkan dengan lebih baik atau secara emosional  lebih  mampu menangani tekanan yang besar.


Selain berkaitan dengan karakteristik pribadi,  kejenuhan  belajar  dapat terjadi karena faktor lingkungan belajar, seperti tugas yang berat, jam belajar yang padat, tanggung jawab yang harus dipikul, pekerjaan rutin dan yang bukan rutin dan pekerjaan administrasi lainnya yang melampui kapasitas dan kemampuan dirinya (Agustin, 2009:32). Hubungan yang kurang baik dengan teman belajar, atau dengan guru menjadi pemicu munculnya kejenuhan pada peserta didik. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan nilai pribadi, perbedaan pendekatan dalam melihat permasalahan, dan mengutamakan kepentingan pribadi dalam kompetisi belajar (Jacobs et al, 2003).Individu yang memiliki dukungan sosial yang tinggi memiliki kemampuan untuk mengelola stress dengan baik (Salamani, 2002). Lingkungan belajar yang menyenangkan, saling  menghargai  dan beban belajar yang tidak berlebihan merupakan hal yang positif dalam meningkatkan kualitas   pembelajaran.

Sementara  Hui-Jen  Yang  (2004) menemukan bahwa harapan yang berlebih kepada  individu  tanpa  diberikan  suatu  penghargaan  sangat  rentan  membuat seseorang mengalami kejenuhan belajar. Kurangnya dukungan sosial, baik itu dari teman, guru, keluarga hingga masyarakat bisa menimbulkan kejenuhan  belajar. Farber  (Agustin,  2009:41) mengemukakan bahwa keacuhan teman, ketidakpekaan dosen dan lembaga, orang tua yang tidak peduli, kurangnya apresiasi masyarakat terhadap prestasi siswa, ruang kuliah yang terlalu padat, tugas akademik yang berlebihan, bangunan fisik sekolah yang tidak baik, hilangnya otonomi, dan keuangan yang tidak memadai merupakan beberapa faktor lingkungan sosial yang turut berperan menimbulkan kejenuhan belajar. Dengan demikian, dukungan yang minim dari lingkungan dapat menyebabkan terjadinya kejenuhan belajar. Baiknya kualitas hubungan dengan teman di sekolah bisa  mereduksi terjadinya kejenuhan belajar. Beberapa penelitian menemukan bahwa dukungan sosial dari  teman belajar memiliki pengaruh baik yang positif maupun yang negatif terhadap kejenuhan belajar (Salamani, 2002; Schaufeli & Ezman, 1998). Sisi positif yang dapat diambil yaitu mereka merupakan sumber emosional bagi individu saat menghadapi masalah dengan lingkungan. Sisi negatif dari dukungan teman belajar adalah terjadinya hubungan sosial yang buruk antar teman belajar yang menyebabkan siswa mengalami kejenuhan belajar.


Dalam mengikuti kegiatan belajar, individu memerlukan waktu dan tenaga untuk memahami orang lain dalam berinteraksi di kelas.Selain itu, pemberian tugas  rumah  yang  banyak  dan standar nilai  tinggi  menyebabkan  siswa stress dalam belajar. Maslach & Leiter (1997) mengemukakan bahwa beban akademis yang berlebihan mengandung makna menghabiskan waktu dan tenaga sehingga menyebabkan kejenuhan. Selain itu, harapan yang tinggi dari lingkungan sekolah terhadap siswa memberikan kontribusi besar untuk terjadinya kejenuhan belajar. Jacobs  et  al,  (2003) menambahkan bahwa beban akademis yang berlebihan memiliki  hubungan  yang  positif  dengan  kejenuhan  belajar  yang  dialami  oleh siswa. Faktor lain yang memberikan kontribusi terhadap kejenuhan belajar adalah persepsi  siswa  terhadap beban kerja akademis. Ketika  siswa  mempersepsikan beban tugas menjadi beban berlebih bagi mereka, maka itu akan menyebabkan lemahnya motivasi, menurunnya prestasi dan merasa gagal (Hui-Yen Jang, 2004).

Kiat-kiat mengatasi keletihan mental

Kiat-kiat mengatasi keletihan mental yakni :
1.    Melakukan istirahat dan mengkonsumsi makanan yang bergizi.
2.    Perubahan jadwal/kegiatan yang lebih variatif, supaya lebih semangat.
3.   Penataan lingkungan belajar, seperti letak meja tulis, lemari, rak buku, dan lain-lain, sampai siswa merasa lebih menyenangkan untuk belajar
4.    Memberikan motivasi kepada siswa
5.   Tidak  gampang  menyerah, tekun, ikhlas, sabar  dan jangan cepat berputus asa.



CARA MENCEGAH & MENGATASI KEJENUHAN BELAJAR
1.Belajar dengan metode yang bervariasi. Misalnya dengan membuat ringkasan bahan pelajaran sejak awal semester.
2.Belajar di beberapa tempat yang cukup nyaman seperti ruang tidur, ruang khusus belajar (kalau ada), ruang tamu, di rumah teman untuk belajar bersama, dll.
3.Mengadakan perubahan fisik di ruang belajar
4.Menciptakan suasana yang menyenangkan di ruang belajar. Misalnya belajar sambil mendengar music instrumental yang tenang
5.Melakukan aktifitas rekreasi secara berkala
6.Menghindari adanya ketegangan mental di saat belajar
7.Melakukan aktifitas meditasi untuk menetralisir kejenuhan belajar dan menetralisir berbagai kondisi mental yang negative lainnya seperti stress, rasa cemas, tidak PD, dan menanamkan kondisi ketenangan sampai ke alam bawah sadar.
Perlu juga diketahui bahwa meditasi bukan hanya bisa menetralisir berbagai kondisi mental yang negative dan menanamkan kondisi ketenangan jiwa, tapi juga bisa mengkondisikan rasa segar dan nyaman pada badan, sehingga semangat beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari juga bisa ditingkatkan

FAKTOR PENYEBAB KEJENUHAN BELAJAR
Kejenuhan dalam bidang apa saja pada umumnya disebabkan oleh aktifitas rutin yang dilakukan dengan cara yang monoton atau tidak berubah-ubah, dalam waktu lama.
Dengan demikian kejenuhan belajar biasanya lebih sering menghinggapi pelajar atau  mahasiswa yang sejak SD sudah menjadi pelajar yang rajin.
Berbagai penyebab kejenuhan belajar yang perlu diketahui di antaranya adalah sebagai berikut:
1.Belajar dilakukan dengan metode yang tidak bervariasi.
2.Belajar hanya dilakukan ditempat tertentu saja. Misalnya di kamar tidur
3.Kondisi ruang belajar yang tidak berubah-ubah, terutama di rumah
4.Kurang melakukan aktifitas rekreasi atau hiburan untuk menetralisir kelelahan berpikir setelah beajar
5.Adanya ketegangan mental yang kuat dan berlarut-larut di saat belajar.
Ketegangan mental tsb bisa timbul dari beban pelajaran yang terlalu berat, target untuk mencapai prestasi puncak, guru / dosen yang terlalu galak / killer, dan hal-hal lain yang menimbulkan ketegangan mental.

CARA MENCEGAH & MENGATASI KEJENUHAN BELAJAR
1.Belajar dengan metode yang bervariasi. Misalnya dengan membuat ringkasan bahan pelajaran sejak awal semester.
2.Belajar di beberapa tempat yang cukup nyaman seperti ruang tidur, ruang khusus belajar (kalau ada), ruang tamu, di rumah teman untuk belajar bersama, dll.
3.Mengadakan perubahan fisik di ruang belajar
4.Menciptakan suasana yang menyenangkan di ruang belajar. Misalnya belajar sambil mendengar music instrumental yang tenang
5.Melakukan aktifitas rekreasi secara berkala
6.Menghindari adanya ketegangan mental di saat belajar
7.Melakukan aktifitas meditasi untuk menetralisir kejenuhan belajar dan menetralisir berbagai kondisi mental yang negative lainnya seperti stress, rasa cemas, tidak PD, dan menanamkan kondisi ketenangan sampai ke alam bawah sadar.
Perlu juga diketahui bahwa meditasi bukan hanya bisa menetralisir berbagai kondisi mental yang negative dan menanamkan kondisi ketenangan jiwa, tapi juga bisa mengkondisikan rasa segar dan nyaman pada badan, sehingga semangat beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari juga bisa ditingkatkan

3 komentar:

  1. terimaksih kakak. sangat membantu
    kenalkan aku ella dari jurusan PLS FIP BP 17

    BalasHapus
  2. Selamat pagi kak,bisa bantu saya, macammacam-macam kejenuhan belajar apa ya kak?
    Terima kasih kak

    BalasHapus