Kejenuhan Dalam Belajar
Dalam teori kognitif, otak manusia
mengolah apa yang kita alami dan pelajari. Semuanya akan tersimpan di dalam
akal secara permanen. Namun, kenyataannya terkadang lain. Apa yang telah kita
pelajari dengan tekun justru sukar diingat kembali dan mudah terlupakan
sebaliknya tidak sedikit pengalaman dan pelajarn yang kita tekuni sepintas lalu
mudah melekat dalam ingatan.
Dalam belajar disamping siswa sering
mengalami kelupaan, ia terkadang mengalami peristiwa negatif lainnya yang
disebut jenuh belajar. Peristiwa jenuh ini kalau dialami siswa yang sedang
dalam proses belajar (kejenuhan belajar) dapat membuat siswa merasa telah
menyiakan usahanya.
Secara harfiah, arti jenuh ialah
padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi memuat apa pun. Selain itu, jenuh
juga dapat berarti jemu atau bosan. Dalam belajar, disamping siswa sering
mengalami kelupaan, ia juga terkadang mengalami peristiwa negatif lainnya yang
disebut jenuh belajar yang dalam bahasa psikologi lazim disebut learning
plateau atau plateau (baca: pletou) saja. Peristiwa jenuh ini kalau dialami
seorang siswa yang sedang dalam proses belajar (kejenuhan belajar) dapat
membuat siswa tersebut merasa telah memubazirkan usahanya. Kejenuhan belajar
ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak
mendatangkan hasil (Reber, 1988). Seorang siswa yang mengalami kejenuhan
belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari
belajar tidak ada kemajuan. Tidak adanya kemajuan hasil belajar ini pada umumnya
tidak berlangsung selamanya, tetapi dalam rentang waktu tertentu saja, misalnya
seminggu. Namun tidak sedikit siswa yang mengalami rentang waktu yang membawa
kejenuhan itu berkali-kali dalam satu periode belajar tertentu.
Seorang siswa yang sedang dalam keadaan
jenuh sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam
memproses item-item informasi atau pengalaman baru, sehingga kemajuan
belajarnya seakan-akan “jalan di tempat”. Apabila kemajuan belajar yang jalan
ditempat ini kita gambarkan dalam bentuk kurva, yang akan tampak adalah garis
mendatar yang lazim disebut plateau. Kejenuhan belajar dapat melanda seorang
siswa yang kehilangan motivasi dan konsolidasi salah satu tingkat keterampilan
tertentu sebelum sampai pada tingkat keterampilan berikutnya.
Pengertian Jenuh belajar
Kejenuhan adalah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi memuat apapun.
Jenuh yakni jemu atau bosan. Kejenuhan dalam belajar adalah rentang waktu
tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil.
Siswa yang yang mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan
pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan.
Kejenuhan ini bisa berlangsung singkat, maupun sebaliknya. Siswa yang sedang mengalami
kejenuhan, sistem akalnya tak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam
memproses item-item informasi atau pengalaman baru, sehingga kemajuan
belajarnya seakan-akan “jalan ditempat” atau tidak ada perkembangan.
Faktor penyebab kejenuhan
Faktor penyebab kejenuhan dalam belajar yakni ;
1. Siswa kehilangan motivasi
2.
Kehilangan konsilidasi (kemampuan) salah satu tingkat ketrampilan tertentu
sebelum siswa tertentu sampai pada tingkat berikutnya.
3. Batas kemampuan jasmaniah (karena bosan
dan letih).
Penyebab kejenuhan yang paling umum adalah karena keletihan siswa meliputi
keletihan indra, keletihan fisik dan keletihan mental siswa yang meliputi
kecemasan, tekanan (persingan), tuntutan yang terlalu tinggi, self-imposed
(siswa mempercayai konsep kinerja akademik yang optimum, sedangkan dia sendiri
menilai belajarnya sendiri hanya berdasarkan ketentuan yang ia
bikin sendiri).
Faktor Penyebab Kejenuhan Belajar
Dalam
penelitiannya, Maslach & Leiter (Yen-Jang, 2004) menunjukkan bahwa kejenuhan belajar terjadi karena beberapa
faktor seperti kurangnya
penghargaan, kurangnya pengawasan, beban tugas akademis
yang berlebihan, konflik nilai, kurangnya keadilan, kurangnya
persamaan dapat membuat seseorang mengalami kejenuhan.
Para
ahli menyebutkan beragam faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya kejenuhan belajar. Secara garis besar, faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kejenuhan belajar
menurut Jacob et al (2003), Maslach & Leiter (1997), Hui-Jen Yang (2004),
Yueh-Tzu Kao (2009) Agustin (2009) yaitu:
(1) karakteristik pribadi (personal characteristic), (2) dukungan sosial (social
support), dan (3) Beban akademis yang berlebihan
(courseload). Secara lebih rinci, ketiga faktor tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut.
Faktor kepribadian dapat mempengaruhi terjadinya kejenuhan
belajar (Karabiyik et al, 2009; Jacobs et al, 2003; Agustin, 2009;
Salami, 2002).Kepribadian adalah kualitas total sikap, kebiasaan, karakter dan
perilaku manusia. Karakteristik kepribadian yang rentan mengalami kejenuhan
adalah individu yang idealis, perfeksionis dan
ekstrovert (Karabiyik et al, 2009). Pendapat lain dikemukakan oleh
Schaufeli & Ezman (Salami, 2009) yang menjelaskan karakteristik
kepribadian yang rentan mengalami kejenuhan adalah kepribadian neurotis.
Sementara penelitian Salami (2002) menghasilkan beberapa fakta bahwa
karakteritik kepribadian yang rentan mengalami kejenuhan yakni neurotis,
ekstrovert, terlalu berhati-hati, agresif, dan mudah menyerah. Kemampuan yang
rendah dalam mengendalikanemosi juga merupakan salah satu karakteristik
kepribadian yang menimbulkan kejenuhan (Agustin, 2009 : 38). Individu yang
tidak bisa menerima keadaan, penuh obsesi, dan perfeksionis mengalami tingkat
kejenuhan belajar yang tinggi (Caputo, 1991; Farber, 1991; Cherniss, 1980).
Fakta lain menunjukkan bahwa individu yang memiliki konsep diri
rendah rentan mengalami kejenuhan belajar (Maslach &
Leiter, 1993). Karakteristik individu yang tidak memiliki rasa percaya
diri dan pasrah menerima apapun sehingga dengan banyaknya beban akademis (academic
workload) membuat stress yang bertahan sehingga mengalami kejenuhan belajar.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Evers et al (2002)
menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki keyakinan diri tinggi
memiliki tingkat kemungkinan mengalamai kejenuhan yang rendah daripada
seseorang yang memiliki keyakinan diri rendah. Faktor karakteristik diri ini
sangat luas sekali wilayahnya dalam menentukan kejenuhan belajar. Individu yang
kurang terampil dalam mengelola stress akan rentan mengalami kejenuhan belajar.
Karakteristi individu atau pribadi yang menyebabkan kejenuhan
belajar dapat digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor demografik
(seperti usia, jenis kelamin, budaya) dan faktor kepribadian.
Dari hasil penelitiannya, Uludag & Yaratan (2010) menemukan
bahwa siswa yang lebih lama belajar lebih rentan mengalami kejenuhan daripada siswa yang masih pemula.
Fakta yang menarik ditemukan oleh Jacobs et al (2003)bahwasanya
siswa lebih rentan terhadap stress belajar dibandingkan dengan para
siswi. Farber (Agustin, 2009:34) menemukan bahwa
pria lebih rentan terhadap stress dan mengalami kejenuhan
jika dibandingkan dengan wanita. Pendapat yang sama juga dikemukakan
dalam penelitian Doyle & Hind (Karabiyik et al, 2009)
yang menemukan bahwa wanita lebih rentan mengalami stress yang tinggi akan
tetapi tingkat kejenuhan rendah.Wanita lebih lentur jika dibandingkan
dengan pria, karena dipersiapkan dengan lebih baik atau secara emosional
lebih mampu menangani tekanan yang besar.
Selain berkaitan
dengan karakteristik pribadi, kejenuhan belajar dapat terjadi
karena faktor lingkungan belajar, seperti tugas yang berat, jam belajar yang
padat, tanggung jawab yang harus dipikul, pekerjaan rutin dan yang bukan rutin
dan pekerjaan administrasi lainnya yang melampui kapasitas dan kemampuan
dirinya (Agustin, 2009:32). Hubungan yang kurang baik dengan teman belajar,
atau dengan guru menjadi pemicu munculnya kejenuhan pada peserta didik. Hal ini
terjadi karena adanya perbedaan nilai pribadi, perbedaan pendekatan dalam
melihat permasalahan, dan mengutamakan kepentingan pribadi dalam kompetisi
belajar (Jacobs et al, 2003).Individu yang memiliki dukungan sosial yang tinggi
memiliki kemampuan untuk mengelola stress dengan baik (Salamani, 2002).
Lingkungan belajar yang menyenangkan, saling menghargai dan beban
belajar yang tidak berlebihan merupakan hal yang positif dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Sementara
Hui-Jen Yang (2004) menemukan bahwa harapan yang berlebih
kepada individu tanpa diberikan suatu
penghargaan sangat rentan membuat seseorang mengalami
kejenuhan belajar. Kurangnya dukungan sosial, baik itu dari teman, guru,
keluarga hingga masyarakat bisa menimbulkan kejenuhan belajar.
Farber (Agustin, 2009:41) mengemukakan bahwa keacuhan teman,
ketidakpekaan dosen dan lembaga, orang tua yang tidak peduli, kurangnya
apresiasi masyarakat terhadap prestasi siswa, ruang kuliah yang terlalu padat,
tugas akademik yang berlebihan, bangunan fisik sekolah yang tidak baik,
hilangnya otonomi, dan keuangan yang tidak memadai merupakan beberapa faktor
lingkungan sosial yang turut berperan menimbulkan kejenuhan belajar. Dengan
demikian, dukungan yang minim dari lingkungan dapat menyebabkan terjadinya
kejenuhan belajar. Baiknya kualitas hubungan dengan teman di sekolah bisa
mereduksi terjadinya kejenuhan belajar. Beberapa penelitian menemukan bahwa
dukungan sosial dari teman belajar memiliki pengaruh baik yang positif
maupun yang negatif terhadap kejenuhan belajar (Salamani, 2002; Schaufeli &
Ezman, 1998). Sisi positif yang dapat diambil yaitu mereka merupakan sumber
emosional bagi individu saat menghadapi masalah dengan lingkungan. Sisi negatif
dari dukungan teman belajar adalah terjadinya hubungan sosial yang buruk antar
teman belajar yang menyebabkan siswa mengalami kejenuhan belajar.
Dalam mengikuti
kegiatan belajar, individu memerlukan waktu dan tenaga untuk memahami orang
lain dalam berinteraksi di kelas.Selain itu, pemberian tugas rumah
yang banyak dan standar nilai tinggi menyebabkan
siswa stress dalam belajar. Maslach & Leiter (1997) mengemukakan bahwa beban
akademis yang berlebihan mengandung makna menghabiskan waktu dan tenaga
sehingga menyebabkan kejenuhan. Selain itu, harapan yang tinggi dari lingkungan
sekolah terhadap siswa memberikan kontribusi besar untuk terjadinya kejenuhan
belajar. Jacobs et al, (2003) menambahkan bahwa beban
akademis yang berlebihan memiliki hubungan yang positif
dengan kejenuhan belajar yang dialami oleh siswa.
Faktor lain yang memberikan kontribusi terhadap kejenuhan belajar adalah
persepsi siswa terhadap beban kerja akademis. Ketika
siswa mempersepsikan beban tugas menjadi beban berlebih bagi mereka, maka
itu akan menyebabkan lemahnya motivasi, menurunnya prestasi dan merasa gagal (Hui-Yen
Jang, 2004).
Kiat-kiat
mengatasi keletihan mental
Kiat-kiat mengatasi keletihan mental yakni :
1. Melakukan istirahat dan mengkonsumsi makanan yang
bergizi.
2. Perubahan jadwal/kegiatan yang lebih variatif, supaya
lebih semangat.
3. Penataan
lingkungan belajar, seperti letak meja tulis, lemari, rak buku, dan lain-lain,
sampai siswa merasa lebih menyenangkan untuk belajar
4. Memberikan motivasi kepada siswa
5. Tidak gampang menyerah,
tekun, ikhlas, sabar dan jangan cepat berputus asa.
CARA MENCEGAH & MENGATASI KEJENUHAN
BELAJAR
1.Belajar dengan metode yang bervariasi.
Misalnya dengan membuat ringkasan bahan pelajaran sejak awal semester.
2.Belajar di beberapa tempat yang cukup
nyaman seperti ruang tidur, ruang khusus belajar (kalau ada), ruang tamu, di
rumah teman untuk belajar bersama, dll.
3.Mengadakan perubahan fisik di ruang
belajar
4.Menciptakan suasana yang menyenangkan di
ruang belajar. Misalnya belajar sambil mendengar music instrumental yang tenang
5.Melakukan aktifitas rekreasi secara
berkala
6.Menghindari adanya ketegangan mental di
saat belajar
7.Melakukan aktifitas meditasi untuk
menetralisir kejenuhan belajar dan menetralisir berbagai kondisi mental yang
negative lainnya seperti stress, rasa cemas, tidak PD, dan menanamkan kondisi
ketenangan sampai ke alam bawah sadar.
Perlu juga diketahui bahwa meditasi bukan
hanya bisa menetralisir berbagai kondisi mental yang negative dan menanamkan
kondisi ketenangan jiwa, tapi juga bisa mengkondisikan rasa segar dan nyaman pada
badan, sehingga semangat beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari juga bisa
ditingkatkan
FAKTOR PENYEBAB KEJENUHAN BELAJAR
Kejenuhan dalam bidang apa saja pada
umumnya disebabkan oleh aktifitas rutin yang dilakukan dengan cara yang monoton
atau tidak berubah-ubah, dalam waktu lama.
Dengan demikian kejenuhan belajar biasanya
lebih sering menghinggapi pelajar atau mahasiswa yang sejak SD sudah
menjadi pelajar yang rajin.
Berbagai penyebab kejenuhan belajar yang
perlu diketahui di antaranya adalah sebagai berikut:
1.Belajar dilakukan dengan metode yang
tidak bervariasi.
2.Belajar hanya dilakukan ditempat tertentu
saja. Misalnya di kamar tidur
3.Kondisi ruang belajar yang tidak
berubah-ubah, terutama di rumah
4.Kurang melakukan aktifitas rekreasi atau
hiburan untuk menetralisir kelelahan berpikir setelah beajar
5.Adanya ketegangan mental yang kuat dan
berlarut-larut di saat belajar.
Ketegangan mental tsb bisa timbul dari
beban pelajaran yang terlalu berat, target untuk mencapai prestasi puncak, guru
/ dosen yang terlalu galak / killer, dan hal-hal lain yang menimbulkan
ketegangan mental.
CARA MENCEGAH & MENGATASI KEJENUHAN
BELAJAR
1.Belajar dengan metode yang bervariasi.
Misalnya dengan membuat ringkasan bahan pelajaran sejak awal semester.
2.Belajar di beberapa tempat yang cukup
nyaman seperti ruang tidur, ruang khusus belajar (kalau ada), ruang tamu, di
rumah teman untuk belajar bersama, dll.
3.Mengadakan perubahan fisik di ruang
belajar
4.Menciptakan suasana yang menyenangkan di
ruang belajar. Misalnya belajar sambil mendengar music instrumental yang tenang
5.Melakukan aktifitas rekreasi secara
berkala
6.Menghindari adanya ketegangan mental di
saat belajar
7.Melakukan aktifitas meditasi untuk
menetralisir kejenuhan belajar dan menetralisir berbagai kondisi mental yang
negative lainnya seperti stress, rasa cemas, tidak PD, dan menanamkan kondisi
ketenangan sampai ke alam bawah sadar.
Perlu juga diketahui bahwa meditasi bukan
hanya bisa menetralisir berbagai kondisi mental yang negative dan menanamkan
kondisi ketenangan jiwa, tapi juga bisa mengkondisikan rasa segar dan nyaman
pada badan, sehingga semangat beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari juga
bisa ditingkatkan
terimaksih kakak. sangat membantu
BalasHapuskenalkan aku ella dari jurusan PLS FIP BP 17
Hallo, kampus unp ya?
BalasHapusSelamat pagi kak,bisa bantu saya, macammacam-macam kejenuhan belajar apa ya kak?
BalasHapusTerima kasih kak